Friday, May 15, 2015

Pesan untuk Waktu

Bolehkah aku membencimu, Waktu?
Ketika kau hidup bahkan sebelum aku pandai berhitung
Lalu bertemu dengan dia yang aku tampikkan ketulusannya
Padahal aku bukanlah sang ratu terhebat

Bagaimana aku tidak membencimu, Waktu?
Saat kami saling mencinta, sungguh
Tapi lambat laun cinta itu kalah dengan keadaan
Dan kau hanya menjadi penonton setia

Ah, sungguhlah aku ingin membencimu, Waktu
Ketika dia berusaha memberikan kotak pandoranya
Namun aku bergeming, baru sadar setelah dia beranjak
Dan kau hanya di situ saja tak berbuat apapun

Dan juga pada dia yang sedari dulu menunjukkan kebaikan hati
Walau aku hingga kini pun terus menutup pintu
Sedangkan kau diam saja mengumbar senyum manis
Maka tidakkah aku pantas membencimu, Waktu?

Apalagi pada dia yang demi Tuhan aku ingin bersamanya
Tapi kau malah terus bergulir tanpa beban
Seolah aku sanggup menahan degup jantung saat mengingatnya
Seolah aku tak menjerit saat dia akhirnya membuat pilihannya

Oleh karenanya maukah kau bangkit dari kursi penonton kali ini?
Katakan pada dia bahwa kau akan mempertemukan kami
Maka maafkan cintaku yang selalu terlambat sampai
Sebab hanya padamu, Waktu, aku mengingat segala senang dan sedih