Ruang itu terlampau besar
Hingga sunyi bersedia mengisi kosongnya
Aku mendengar langit tertawa usai hujan lebat
"Coba kau sebut siapa yang bodoh?" katanya
Ketika awan tetap memilih membawa hujan
Padahal ia tahu hujan tak pernah setia
Dan aku hanya bisa tersenyum kecut
Sebab lembah juga hanya tergugu
Menyaksikan awan berarak kembali sambil termenung
Karena kita semua pun maklum
Pada setiap kaki yang melangkah
Selalu ada rindu yang menjejak
No comments:
Post a Comment