Monday, April 20, 2015

Menjemput Titik Balik di Pulau Harapan

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi - "Menjemput Titik Balik"

Sampai sekarang saya juga belum tahu mengapa diberi nama Pulau Harapan. Barangkali yang penasaran bisa langsung dicari di mesin pencari tenang asal-usul nama Pulau Harapan. Tapi kalau saya, cukup berdoa saja semoga nama ini menjadi sugesti baik bagi para warga dan pengunjungnya.

Perjalanan ini merupakan trip dua hari satu malam dengan menggunakan jasa paket tur. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 350000 sudah termasuk tiket kapal Muara Angke-Pulau Harapan pulang pergi, penginapan AC, alat snorkeling, 3 kali makan, welcome drink, tiket masuk tempat wisata, air mineral, barbeque, dokumentasi, tour guide, kapal kunjungan ke pulau-pulau. Oleh karena menggunakan jasa paket tur, maka saya kurang tahu harga per detailnya. Namun penting bagi anda untuk mengetahui apa saja yang bisa didapat pada setiap paket tur agar bisa memperkirakan peralatan apa saja dan berapa jumlah uang yang harus dibawa.


Hari 1

Kami yang terdiri dari 19 orang berangkat dari depan Seven Eleven Bendungan Hilir jam 4.30 dengan menggunakan taksi. Ongkos yang dikeluarkan untuk taksi sekitar Rp 80000. Selanjutnya menyambung lagi dengan odong-odong untuk ke meeting point dengan ongkos per orang Rp 4000. Meeting point dengan tour guide adalah di depan pom bensin Pertamina, dekat dengan mushola dan toilet. Jadwal kapal berangkat paling pagi dari Muara Angke sebetulnya masih jam 7. Tetapi semakin cepat anda datang maka semakin besar kemungkinan untuk memilih tempat yang nyaman di atas kapal. Bagi kapal kayu yang digunakan untuk menyeberang ke Kepulauan Seribu umumnya terdiri dari dua tingkat dek, dek atas dan dek bawah. Lama perjalanan sekitar 3 jam. Mumpung masih pagi, jangan lupa untuk sempatkan berfoto di atas kapal seperti berikut ini.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi - "Simbol Kejayaan"

Sampai di Pulau Harapan, kami langsung menuju ke tempat penginapan untuk menyimpan barang-barang. Ada banyak homestay yang bisa dipilih di Pulau Harapan ini. Homestay yang kami singgahi ini terdiri dari empat kamar dengan kamar mandi dalam, plus satu kamar mandi luar, ruang tamu, ruang makan, dan juga ada fasilitas AC. Cukup nyaman untuk 19 orang dan cuaca kepulauan yang panas.

Usai ishoma, kami bersiap untuk melakukan snorkeling. Sayangnya snorkeling tidak dilakukan di Pulau Harapan, jadi kami harus menumpangi perahu kayu untuk menuju ke tiga pulau, yaitu Pulau Kayu Angin, Pulau Putri, dan Pulau Perak. Sebelum snorkeling, usahakan untuk memakai sunblock untuk menghindari penghitaman kulit akibat sinar matahari. Selain itu pastikan juga sudah melakukan pemanasan untuk menghindari pegal-pegal usai snorkeling. Perlengkapan snorkeling yang dibutuhkan antara lain fin atau kaki katak, google atau kacamata renang plus alat bantu napas yang bentuknya seperti pipa ke atas, dan tentu saja pelampung. Instruktur snorkeling memberitahu bahwa kacamata renang ini rapat sekali sampai ke hidung untuk mencegah masuknya air, sehingga untuk bernapas harus dilakukan melalui mulut yang terhubung ke pipa tadi. Tempat snorkeling pertama yaitu di perairan Pulau Kayu Angin. Di sini anda bisa melihat keindahan kehidupan terumbu karang dengan kedalaman yang cukup dangkal, cocok untuk pemula seperti saya. Selanjutnya yaitu perairan Pulau Putri. Di perairan ini anda akan menemukan kehidupan terumbu karang dengan kedalaman yang lebih dalam jika dibandingkan dengan Pulau Kayu Angin. Ikan-ikan yang ditemui juga lebih banyak, tanpa harus memanggilnya lebih dulu dengan menggunakan nasi atau roti. Tempat snorkeling terakhir yaitu Pulau Perak. Mungkin di pulau ini lebih tepat disebut sebagai tempat berenang, karena ekosistem perairannya bukanlah terumbu karang melainkan pasir pantai biasa. Namun tetap saja, tempat ini begitu indah untuk berfoto hingga menjelang sunset. Sayangnya karena cuaca buruk, kami terpaksa pulang lebih awal. Hanya momen ini yang tertangkap saat matahari menjelang terbenam di Pulau Perak.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi - "Menyambut Senja"

Kami kembali ke Pulau Harapan dengan suasana cukup tegang karena air laut mulai pasang dan ombak yang cukup besar akibat cuaca yang menunjukkan akan turun hujan lebat. Namun akhirnya kami sampai dengan selamat. Kegiatan malam pun dilanjutkan dengan barbeque di dekat dermaga Pulau Harapan, atau lebih tepatnya di Taman Terpadu. Di taman tersebut selain sebagai tempat berkumpulnya warga dan turis, juga berdiri warung-warung yang menjual makanan dan minuman. Jadi jangan khawatir jika anda bepergian sendiri atau paket tur tidak menyediakan makanan, bisa dibeli di warung-warung ini yang buka selama 24 jam saat weekend.


Hari 2

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 5.30, saya dan teman saya pergi ke dermaga untuk melihat sunrise. Sayangnya waktu itu awan-awan sedang ribut menutupi langit, sehingga prosesi matahari terbit tidak terlihat begitu jelas. Kejernihan air laut lah yang akhirnya mengobati perasaan kami karena berhasil membuat perpaduan alam seperti yang berhasil diabadikan sebagai berikut.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi - "Menatap Cermin"

Hampir jam 6.30 kami sudah kembali ke homestay untuk mandi dan sarapan. Sekitar pukul 8.30 kegiatan kembali dilanjutkan dengan hoping islands atau mengunjungi pulau-pulau. Seharusnya paling tidak ada dua pulau yang bisa kami kunjungi pagi itu, tapi karena kami kesiangan akhirnya hanya satu pulau yang menjadi tujuan. Pulau Genteng Kecil namanya. Di pulau ini ada beberapa resort pribadi yang sepertinya diperuntukkan bagi pasangan yang berbulan madu. Suasana laut yang tenang dan jernih menjadikan sekitar pulau menjadi tempat yang cocok untuk berfoto.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi - "Under The Sky, Above The Sea"

Kami kembali ke Pulau Harapan dengan menggunakan perahu kayu lagi pada pukul 10.00. Saatnya berkemas dan kembali ke dermaga untuk menyeberang ke Muara Angke. Kapal sebenarnya baru berangkat pukul 12.00, namun seperti yang sudah dibilang, ada baiknya berangkat lebih awal untuk memilih tempat yan nyaman terutama bagi yang melakukan perjalanan secara rombongan.


Begitulah selama perjalanan dua hari satu malam ini saya melakukan banyak kontemplasi. Tentang mimpi, tujuan hidup, dan sebagainya. Memandangi laut yang jernih memang seperti menjemput sebuah titik balik yang akan membawa kita melangkah lebih jauh lagi dengan perasaan ringan dan tenang.
Semoga selain mendapat kebahagiaan, anda juga mendapatkan inspirasi dalam setiap perjalanannya. Salam jejak :)

No comments:

Post a Comment