Tuesday, April 7, 2015

Talk About Love: Berbagai Sudut Pandang Tentang Cinta


Sekarang memang bukan bulan Februari, waktunya orang-orang merayakan hari kasih sayang di tanggalnya yang ke-14. Tapi bukankah berkasih sayang dan juga berbicara tentang cinta tak sepatutnya dipatok pada barisan waktu yang mengekang? Karena kalau mau kita telaah lagi, pembicaraan tentang cinta seolah tiada habisnya. Selalu menjadi topik yang menarik, bahasan bagi para penggosip di sela-sela gang atau bahkan di antara kubikel-kubikel meja kantor. Ketertarikan ini terjadi karena banyak pendapat maupun sudut pandang dalam memahami cinta.

Terkadang pula, suatu topik menjadi menarik karena kita mengalaminya sendiri, dan barangkali anda pernah mengalami kejadian seperti ini:

Anda mempunyai dua orang yang cukup dekat. Yang pertama, kedekatannya bisa diukur dengan kuantitas jumlah pertemuan, sering chat, dan sebagainya. Namun ketika bertemu, anda merasa bahwa dia hanyalah sebagai teman dekat, tak lebih. Tak ada pula rasa hati berbunga-bunga atau kupu-kupu berterbangan di dalam perut. Sayangnya, suatu hari orang tersebut tiba-tiba menghilang dari rutinitas anda, dan anda pun merasa kehilangan yang amat sangat.

Di sisi lain, orang yang kedua, kedekatannya dengan anda barangkali diukur dengan kualitas. Anda merasa nyaman satu sama lain walau jarang berkomunikasi. Sekalinya ada kontak dengan dia, anda merasa riang, gembira, sumringah. Seolah dunia ini adalah taman surgawi bagi anda.

Lantas anda pun mulai bertanya, sebetulnya perasaan yang mana yang disebut dengan cinta? Ketika anda merasa kehilangan saat tidak adanya orang tersebut? Ataukah perasaan berbunga ketika si dia ada di hadapan anda?

Pertanyaan tersebut dan juga berjuta pertanyaan tentang cinta lainnya barangkali sudah sering dibahas melalui berbagai sudut pandang ilmu, diantaranya adalah psikologi sosial. Dalam ilmu psikologi sosial, salah satu yang cukup terkenal adalah Robert Sternberg's triangular theory of love. Berdasarkan teori ini, ada tiga kategori utama yang merupakan komponen perasaan cinta yaitu intimacy, passion, dan commitment.



Menurut Sternberg, intimacy merupakan jenis cinta berdasarkan kedekatan dan kepercayaan. Seperti misalnya pada hubungan pertemanan yang walaupun anda menyukai teman tersebut namun tidak ada passion dan commitment di dalamnya. Kemudian passion, yang dicirikan dengan ketertarikan fisik dan seks. Oleh karena tidak adanya kedekatan dan komitmen pada jenis cinta ini, orang-orang biasa menyebut passion dengan “cinta pada pandangan pertama”. Selanjutnya yaitu commitment, yang hanya mengandalkan komitmen atau perjanjian untuk menjaga sebuah hubungan. Biasanya orang-orang yang mengalami tipe cinta seperti ini berada pada awal fase pernikahan melalui perjodohan dimana intimacy dan passion tidak ada sama sekali, atau pada pasangan yang sudah lama sekali sehingga intimacy dan passion-nya telah mengalami penurunan yang drastis.

Sternberg juga mengkategorikan cinta berdasarkan gabungan dua komponen dari segitiga tersebut. Misalnya pada sisi kiri segitiga, yaitu intimacy dan passion. Tipe cinta seperti ini disebut dengan romantic love, dimana pasangan mengalami perasaan berbunga-bunga dan juga sangat menikmati kedekatan hubungan mereka layaknya dua orang sahabat. Namun sayangnya, tidak ada komitmen yang serius pada hubungan ini seperti misalnya hubungan pada sepasang remaja dan orang dewasa muda. Selanjutnya di sisi kanan segitiga, yaitu intimacy dan commitment. Gabungan keduanya disebut dengan companionate love atau cinta dengan kedekatan seperti sahabat. Biasanya tipe seperti ini terjadi pada pasangan yang sudah menikah lama sekali, walaupun passion diantara mereka sudah tidak ada namun keduanya tetap menikmati hubungan dengan ikatan yang begitu mendalam. Tipe yang terakhir yaitu segi bawah segitiga disebut dengan fatuous love atau cinta dengan kebodohan. Disebut demikian karena tipe ini hanya mengandalkan passion dan commitment saja, tidak ada kedekatan kuat yang menjadi dasar untuk menjaga hubungan tersebut.

Lantas bagaimana dengan pertanyaan yang disebutkan di awal tadi? Termasuk tipe cinta yang mana kah?

Untuk kasus orang pertama, commitment jelas dicoret karena belum terbentuknya sebuah ikatan yang mengarah ke sana. Kemudian untuk rasa nyaman yang muncul, maka perasaan terhadap orang tersebut bisa dikategorikan ke dalam intimacy. Namun karena tidak adanya perasaan berbunga maka tidak ada passion disana. Oleh karena itu pada kasus ini, tipe cinta yang ada hanya berdasarkan intimacy saja alias cinta pertemanan atau persahabatan.

Untuk kasus orang kedua, commitment juga dicoret karena belum ada tujuan ke arah sana. Kemudian adanya kedekatan dan juga perasaan berbunga-bunga, dapat dipastikan bahwa ada gabungan intimacy dan passion disana. Dalam artian, tipe cinta ini termasuk ke dalam romantic love.

Setelah anda mengetahui tipe cinta yang dirasakan, barangkali timbul pertanyaan lainnya dalam benak anda. Seperti misalnya: Bagaimana caranya bisa muncul perasaan-perasaan tersebut?

Ternyata selain ilmu psikologi sosial, sains juga telah menjelaskan bagaimana perasaan cinta dapat terbentuk. Hal ini didorong oleh berbagai hormon dan proses kimiawi. Helen Fisher mengungkapkan ada tiga fase dalam percintaan, yaitu lust, attraction, dan attachment. Lust atau nafsu ini didorong oleh hormon testosteron dan estrogen. Sehingga secara alamiah, wanita dan pria akan mengalami keinginan yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya.

Fase berikutnya adalah attraction atau ketertarikan. Fisher mengatakan bahwa pada fase ini, seseorang akan benar-benar jatuh cinta dan hampir tidak memikirkan hal yang lainnya. Ada tiga hormon yang berpengaruh pada fase ini antara lain adrenalin, dopamine, dan serotonin. Hormon adrenalin akan memacu seseorang untuk berkeringat, jantungnya berdetak lebih cepat, dan mulut menjadi kering ketika bertemu dengan orang yang dicintainya. Sementara dopamine, merupakan hormon yang menyebabkan seseorang merasa sangat senang pada hal-hal kecil dalam sebuah hubungan, meningkatkan energi, serta mengurangi kebutuhan akan tidur dan makan. Selanjutnya serotonin, merupakan hormon yang bertanggungjawab atas terus munculnya sang kekasih dalam pikiran seseorang.

Fase yang terakhir adalah attachment atau keterikatan. Hormon yang bekerja pada fase ini adalah oxytocin dan vasopressin. Oxytocin berpengaruh dalam mempererat sebuah ikatan. Hormon ini bisa muncul melalui pelukan atau hubungan seks yang nantinya berdampak pada seseorang untuk merasakan kedekatan dengan pasangannya. Sementara vasopressin biasanya bekerja setelah berhubungan seks. Bedanya dengan oxytocin, hormon vasopressin ini akan mendorong seseorang untuk berhubungan seks dalam rangka mempertahankan hubungan daripada untuk sekedar bereproduksi.

 
Sumber gambar: ilustrasi pribadi - "Terbang Meninggalkan Kota Mati"


Itulah berbagai pendapat dan sudut pandang mengenai cinta. Ada yang mengkategorikan cinta dalam bentuk hubungan antar manusia, ada pula yang menjelaskannya dengan hormon-hormon yang bekerja saat jatuh cinta. Keduanya menjadi menarik karena cinta sendiri sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dan bias dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Kalau menurut saya pribadi, cinta itu sesuatu yang membuat anda hidup, sanggup terbang jauh meninggalkan kota mati. Bukanlah sebuah ketakutan yang justru mengekang. Akan tetapi tentunya masih banyak makna cinta lainnya dari beragam sudut pandang. Bagaimana dengan anda?
 
Referensi:


 
 

 

No comments:

Post a Comment